This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, March 29, 2007

Beli kartu perdana ikut lomba mewarna


Ada-ada aja cara orang untuk berjualan kartu perdana.
Dengan iming-iming untuk mengikuti lomba mewarnai, sang penyelenggara mendatangi sekolah TK si bungsu yang masih duduk di kelas O kecil.
Sabtu kemaren pas jalan-jalan bareng teman sekelasnya dan lewat rumah, menyempatkan diri mampir dan laporan mami untuk ikut lomba tersebut.
Dasar anak kecil, rasanya kasihan kalau ditolak, padahal saat itu kita lagi sibuk-2nya menggenjot sepeda ke arah dataran tinggi lumbang.
Mami SMS, kasih tahu keinginannya. Acaranya besok pagi jam 8.
Waduh, minggu ini padet sekali.
Tapi demi si kecil, capek, payah dan sebagainya tidak dihiraukan.
Daftarin aja...kalah menang ndak penting, yang pasti biar sang anak tambah pede...
Dan esok paginya setelah berlatih senam SN, langsung cabut.
Meskipun agak telat, tapi tugas bisa diselesaikannya dengan baik.

Terus kartu perdananya buat apa... wong kita berdua sudah fix nomernya.
Dijual ke counter aja, mungkin uangnya bisa buat beli es camcau.

Sunday, March 25, 2007

Meningkatkan nafsu makan


Makan untuk hidup atau hidup untuk makan.
atau lebih tepatnya
Makan adalah kebutuhan hidup, alias kalau mau hidup kita harus makan.
Kalau orang dewasa bisa merasakan hal itu, tapi sebaliknya bagi anak-anak, makan adalah kewajiban atau kadang kala menjadi semacam siksaan.
Berbagai cara sudah ditempuh, mulai membuat variasi menu atau memberikan suplai suplemen penambah nafsu makan, kalau hal itu sudah tak mampu terpaksa makanan tambahan sebagai pengganti nutrisi harus disediakan, baik berupa susu formula sampai vitamin yang ternyata cukup banyak memakan biaya.
Selain berbagai macam cara yang telah ditempuh diatas, ternyata makan diluar (betul-betul diluar rumah) menjadi salah satu alternatif untuk lebih meningkatkan nafsu makan.
Rasa mungkin bukan menjadi pilihan, tetapi suasana dan keanekaragaman menu bisa menjadi faktor penunjang.
Di kaki lima selatan alun-alun menjadi favorit karena menu yang tersedia sangat beragam mulai dari Siomay Bandung, Mie Ayam Jakarta, Tahu Campur Lamongan, Sate Madura, Gado-gado, Tahu Tek, Bakso Solo dan sebagainya.
Pernah juga makan di pusat jajan "len-jelenan", yang maunya pemkot Probolinggo meniru Kia-kia yang ada di kawasan Kembang Jepun Surabaya.
Harapannya dengan membuat pusat jajanan yang tertata rapi, jl Niaga yang dulu kumuh, tak teratur menjadi tertata, indah dengan hiasan lampu warna-warni.
Namun konsumen lah yang menentukan, karena dari hari ke hari pengunjung semakin sepi, dan ujung-ujung banyak penjual yang memilih untuk gulung tenda.
Harga yang lebih mahal, rasa yang kurang pas di lidah, atau macam makanan yang tersaji, sampai tak adanya arena pendukung semisal, tempat hiburan, taman bermain, atau lainnya seperti yang ada di Alun-alun, sepertinya menjadi alasan kenapa ruas jalan yang tak sampai 300 meter itu semakin sepi saja.
Selain pilihan umum tersebut diatas, makan di atas warung terapung ternyata menjadi idola anak-anak.
Mungkin kalau di kota besar khususnya Bandung, warung terapung atau lebih sering disebut Saung, banyak terdapat. Tapi di Probolinggo hal seperti rasanya baru ada satu, dan diberi nama warung makan Haji Jaman, milik seorang pengusaha mebel yang sukses, karena memiliki tanah yang cukup luas berkapling-kapling lahan sisa yang belum laku digunakannya untuk membuat warung.
Tentu saja, suasana berbeda menjadi daya tarik pengunjung, dan tentu saja menjadi harapan kami agar anak-anak nafsu makannya lebih meningkat.
Alhasil, upaya tersebut lebih mendekati harapan, sekalipun kocek harus di kuras agak lebih dalam, namun melihat anak-anak makan begitu lahap menjadi hiburan tersendiri.
Dan setelah acara makan selesai, sisa makanan yang adapun tak mubadzir, karena ikan gurame seukuran telapak tangan orang dewasa sudah menunggu untuk menyantapnya dikolam yang berada dibawah warung makan.
Mumpung baru saja gajian, anak-anak kenyang, sekaligus sebagai rekreasi bulanan.
Alhamdulillah, semoga rizki yang diberikan Allah selalu memberikan manfaat bagi kami semua.
Amien.

Thursday, March 08, 2007

Pesaaaawatku... terbang ke sawah...


Terngiang sebuah senandung yang dinyanyikan oleh penyanyi beken berjudul pesawatku.
Yang mampu terbang ke angkasa bahkan ke bulan... kalau itu sih pesawat ulang alik mbak Memes.
Kali aja, mas Adie MS lupa ngingetin istrinya supaya judulnya ditambah jadi "pesawat ulang-alik-ku"
Dan awan kelabu dunia per-pesawatan tak juga beranjak dari bangsa kita.
Pagi tadi, Garuda yang konon memiliki armada dengan usia pakai paling rendah (+/- 11 tahun) tak luput dari musibah.
Sebuah bencana, bisa menjadi berita, komoditas politik, atau apapun juga yang tak saya mengerti apalagi ketahui.
Dan lagi penumpangnya ada ketua PP Muhammadiyah, Diplomat Asing, Wisatawan (tentu saja... lha wong ke Jogja), dan tak mengecilkan masyarakat umum baik yang selamat, ataupun yang diminta Tuhan menghadapNya.
Kita semua patut tertunduk, berdoa, dan memohon petunjuk, dosa apa bangsa ini, sehingga musibah tak pernah henti.
Mudah-mudahan ini semua bukan adzab dan siksa, akan tetapi ini semua adalah ujian bagi bangsa kita agar kelak akan men jadi bangsa yang lebih berwibawa, karena tempaan tak henti-henti.
INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN... semua dariNYA akan kembali kepadaNYA..
Semoga yang meninggal diterima semua amalnya dan diampuni dosanya.
Keluarga yang ditinggal mendapatkan ketabahan dan kesabaran atas segala musibah yang menimpa.
Yang masih terluka diberikan kesembuhan dan dapat kembali beraktifitas.
Yang masih trauma..., segera dapat melupakan dan menyadari kalau ini semua Takdir Illahi.
Dan kita semua, untuk selalu kembali kejalanNYA, meninggakan maksiat, perilaku tak terpuji, kolusi, korupsi, gossip dan lain-lain yang mungkin menjadikan ALLAH melaknat bangsa kita.
Ya Allah, ampunkanlah bangsa kami

Soto Garuda


Ada gula.. ada semut.
Ada keramaian disitu juga ada orang jualan.
Hal tersebut membuat sebuah gedong bioskop juga menjadi arena mengais rizki.
Jaman itu, bioskop menjadi alternatif hiburan karena televisi isinya hanya berita tentang "sukses" penguasa.
Baik film mandarin, india, amerika semuanya selalu dipenuhi penonton.
Namun sekarang, hal itu tinggal cerita.
Di Probolinggo yang awalnya ada 4 buah gedong, kelas melati kini hanya WIJAYA yang tetap berusaha tayang, sekalipun jadwal yang diputar sering tak menentu, itupun film lama kalau tak mau disebut kadaluarsa.
Seorang teman pernah mencoba menyaksikan pada hari minggu siang, dan penonton pun tak sampai 10 orang. Pendapatan karcis tak kuat buat bayar listrik projector.
GUNTUR yang termasuk "group 21", akhirnya berubah fungsi menjadi toko pakaian.
REGINA pun gedungnya masih lumayan, tapi tak pernah muncul lukisan film yang diputar hari itu di halamannya, sekalipun katanya masih bertayang.
GARUDA adalah gedung bioskop tertua, tak terurus entah siapa empunya. Akan tetapi penjual majalah, stiker, tukang tambal ban, dan tentu saja penjual SOTO AYAM masih bertahan dihalamannya.
Meski pembeli tak sebanyak jaman dahulu, bertahan adalah salah satu pilihan, walaupun masih ada palanggan lama yang ber mobil.
Tapi yang pasti itu bukan mobil saya. Entah kapan saya akan punya kendaraan yang sebagus itu.

Tuesday, March 06, 2007

Beli koran untuk baca iklan.


Mungkin orang yang susah-susah beli sebendel koran dengan harga 2500, sedikit kecewa, jengkel, marah atau apapun perasaannya, kala tahu koran yang dibelinya cuma berisi beberapa kalimat, sekalipun itu merupakan undangan.
Ketika melihat Jawa Pos edisi Senin, 5 Maret 2007. Halaman 2 dan 3 yang biasanya dipadati dengan berita-2 politik hangat kadang memanas, kini yang ada hanya 2 halaman putih bersih dan bertuliskan "We cordially Invite you to join", serta tulisan pengundangnya di halaman satunya.
Kalau mereka yang berlangganan sudah menjadi resiko, sedangkan para pembeli eceran bisa jadi menyumpah-nyumpah karena kehilangan berita yang diharapkan, dan esok kalau mau beli akan lihat dulu apakah koran yang akan dibelinya masih dipenuhi dengan lembaran kosong yang mungkin tak diminatinya.
Toh undangan itu ditujukan buat mereka yang duitnya tak terpakai di dalam almari kamar, atau deposito yang jatuh tempo sudah sangat banyak, atau juga tabungannya sudah tak muat ditulis pada buku karena angka desimalnya sudah tak tercukupi.
Tentu orang membeli koran ingin mendapat berita, tak hanya iklan.
Masih teringat ada seorang teman ketika dinas di Jakarta, setiap hari beli Pos Kota untuk mendapat iklan mobil bekas, karena memang job sampingannya jual & beli kendaraan.
Yang pasti orang beli koran untuk dapat banyak informasi, bukan cuma sebuah undangan.
Pembeli butuh informasi, penerbit butuh pendapatan, mana yang diutamakan.
Harapannya tentu informasi tersampaikan, dan si empunya koran tak banyak dirugikan.
Atau mungkin harga koran bisa tambah turun apabila iklan semakin banyak.

Monday, March 05, 2007

lagi males...


Hampir 2 minggu no writing, but keep reading...
Bukannya males atau apalah yang pasti kepala tambah berat, tangan tambah melekat, mata sulit diajak bersahabat.
Seminggu terakhir memang banyak yang terserang wabah, penyakit ISPA, DBD, Typhus , sampai-samapi seorang tetangga kesulitan membawa 2 orang anaknya untuk diopname, akan tetapi yang tersisa hanya tempat tidur darurat di selasar rumah sakit. Lebih baik dirawat dirumah pikirnya, alhamdulillah minggu kemaren anaknya sudah mulai sehat.
Dan minggu ini, giliran keluarga kami sedikit demi sedikit mulai digerogoti virus tak bersahabat, mulai mami yang kambuh alerginya, akibat terlalu sibuk di kerjaan sampai lupa istirahat. Pulang pun laptop kantor harus dibawa, untuk dilanjutkan dikerjakan dirumah.
Kemudian sisulung Riefqy tiba-tiba Jumat pagi suhunya menjadi 38°C, dan... awalnya sempat panik, ah sabar... kata mami, kasih dulu penurun panas, mudah-mudahan cuman demam biasa. Dan menurut paramedic kantor tunggu 3 hari, kalau masih panas harus periksa darah..... walah... mudah-mudahan ndak sakit yang aneh-aneh.
Sekarang agak mendingan panasnya paling 37,2 - 37,5... nah sialnya, pas Riefqy mencoba mengukur suhu tubuhnya sendiri, eh termometer yang sudah seusia dengan dirinya terlepas dan .... pecah deh.
Untung masih ada termometer lama ex punya Kakek di Kalibaru.
Sekarang giliran si bungsu dan di ikuti si tengah, mulai demam, batuk dan pilek...
yaaa... mudah-mudahan bisa segera sehat semua.

Mohon doanya, supaya yang sakit dapat segera sembuh, dan saya bisa lebih rajin menulis.