Friday, November 10, 2006

SHOLAT IED, menanti kepastian

Di Indonesia umat Islam cukup dominan, akan tetapi untuk menentukan akhir Ramadhan masih sering berselisih pendapat, walaupun itu semua mempunyai dasar yang cukup argumentatif, tetapi sebagai umat yang awam banyak yang bingung mana yang harus diikuti, terkadang ada yang fanatik pada pendapat tertentu namun ada juga yang plin-plan alias memilih yang enak bin gampang dan ndak susah, contohnya awal puasa ikut yang terakhir sedangkan lebaran ikutan yang awal.
Ditengah kesimpangsiuran, karena situasi, kondisi dan keterbatasan waktu serta sarana yang harus terencana kami pun memilih yang pasti-pasti saja, kami-pun ikutan lebaran hari Senin 23 Oktober, bahkan seisi rumahpun ada yang berbeda pendapat, karena sampai minggu malam, pemerintah menetapkan Hari Raya jatuh pada hari Selasa.
Wallohu allam, itu semua ada dasarnya dengan ber ijtihad baik dalam Al-Quran dan Hadits demikian pesan singkat dari panitia Sholat Idul Fitri yang kami tempati di Lapangan Koramil Kalibaru.

Pulang dari sholat Ied, kami menyempatkan diri untuk ziarah ke makam Almarhum Bapak Joenoes Arief Natahadiwijaya, yang terletak lebih kurang 2 KM dari tempat kami sholat. Setelah itu barulah kami pulang ke rumah.
Dan ternyata sebagian anggota keluarga memilih Sholat Idul Fitri hari Selasa, akan tetapi hari Senin tidak puasa setelah mendengarkan pengumuman dari NU Jawa Timur.
Seperti biasa, setelah sholat Ied kami semua berkumpul, untuk saling bermaaf-maafan tentu saja suasana berubah menjadi haru biru, karena kita semua saling berebut saling memohon maaf dan mengingat-ingat kesalahan kita dan betapa seringnya kami semua berbuat durhaka kepada orang tua

0 comments: