Entah mengapa daerah itu dinamakan Sepanjang, sebuah wilayah yang berbatasan antara Sidoarjo dan Surabaya tepatnya disisi selatan kecamatan Karangpilang dan dibatasi oleh Kalimas yang konon membuat kota ini menjadi kota terkaya (maklum kalinya dari emas).
Sejak kecil tidak pernah ada wilayah teritorial sekelas dukuh s/d kawedanan yang bernama Sepanjang tapi nama itu hingga kini tetap melekat tak tergantikan.
Kecamatannya bernama Taman desanyapun bermacam-macam mulai Wonocolo, Tanjungsari, Ngelom, Ketegan, Bebekan dan sebagainya. Dan lagi-lagi nama “sepanjang”’ tak diketemukan.
What’s the name… apa arti sebuah nama ..??? yang penting tahu maksud dan tujuannya beres, kalaupun trayek bemo (angkot), karcis bis, stasiun kereta, kantor pos dan tilpon masih menyebutkan nama itu biarkan saja.
Dan rabu siang kami sekeluarga dari Leces berangkat menuju Sepanjang tepatnya desa Tanjungsari Dukuh Kempreng, yang merupakan wilayah dari Kabupaten Sidoarjo.
Sekalipun menjadi wilayah Sidoarjo, akan tetapi kehidupan disini berkiblat ke Surabaya, contohnya aku sendiri mulai TK sampai lulus SLTA semuanya di Surabaya.
Perjalanan kali ini harus menggunakan kendaraan sendiri, karena adikku semalam sudah sampai di Tulungagung.
Tepat di Porong tempat bersumbernya lumpur panas, handphone berdering dari mas Yus dan mengabarkan kalau ada tamu rombongan dari keluarga Petemon Timur yang sedang silaturahim. Harapanku agar sang tamu bersabar barang setengah jam sepertinya tak bakal kesampaian, karena tujuan mereka juga cukup banyak.
Sekalipun mobil tua kami genjot maksimal, tak akan ketemu, biarlah toh besok kami bisa mampir ke rumahnya itupun kalau belum kembali ke Bandung dan Jakarta.
Tepat pukul 16.00 kami pun tiba di rumah Ibu kami, dan dengan senyum mengembang Ibu menyambut kedatangan kami dengan ditemani saudara-saudara kami yang lebih dulu tiba.
Ah… hari seperti ini sangat kami nantikan, semau gembira, semua bahagia dan tiada lagi penghalang diantara kami semua.
0 comments:
Post a Comment