Tak banyak propinsi yang harus mengadakan pilkada 2 tahap.
Karena sang kandidat terlalu kuat, atau masyarakat tak menganggap.
Khusus di Jawa Timur, ada hal menarik selain angka golput diatas 40%.
2 kandidat pengikut partai final diusung oleh partai dengan suara minoritas.
Kaji dari PPP dan PBR, sedangkan Karsa dari PD & PAN.
Lantas partai besar macam PDIP, GOLKAR serta PKB yang selama ini merajai kancah perpolitikan Propinsi ini dengan menempatkan banyak wakilnya di legislatif seakan tak punya gigi, alias keok di babak penyisihan.
Apakah hal ini sebagai relevansi memudarnya fanatisnya masyarakat terhadap partai yang dipilihnya, sehingga bendera tak lagi penting, namun figur lebih diperhatikan.
Bahkan tingkah polah para kandidat dengan mengusung para pemuka agama maupun perangkat pemerintahan desa seakan tak memberi pengaruh berarti, karena para pemilih sudah memiliki jalan fikiran sendiri untuk menilai siapa yang layak dilubangi gambarnya.
Terakhir harapan sebagai rakyat jelata : Yang Menang jangan JUMAWA, yang Kalah jangan MERANA
Terima hasil apa adanya, dengan lapang dada, karena rakyat akan menilai keluhuran budi akan terus terbawa hingga mati, sedangkan jabatan tak akan lama disandang.
Wednesday, November 19, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
Kiro Kiro sing menang sopo ya....trus kiro2 sesuai karo rencana programe pas kampanye ora yo
masyarakat kita sudah semakin cerdas ya mas
thanks ya mas udah mampir di blogku
nek gubernure loro piye cak..setuju ra!
pilih ja pminmpin yg bisa menyatu dgn rakyatnya...btw, gempa disini dah aman..gpp kok.. fenomena alam aja
jawa tengah langsung 1 putaran
tapi golputnya >40%
menjijikkan!
Indonesia masih apatis
Mudah-mudahan hasil akhirnya baik buat semua ya mas!
Post a Comment